Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Teknologi Wolbachia Jadi Inovasi Turunkan DBD, Harap Diterapkan di Kota Kupang Seluruhnya

Kamis, 05 Desember 2024 | 8:47 PM WIB | 0 Views Last Updated 2024-12-05T12:48:15Z
Xdetiik


XDetiik.cok, KUPANG - Teknologi Wolbachia menjadi inovasi dalam upaya menurunkan/mengendalikan DBD (Demam Berdarah Denyu). Diharapkan teknologi tersebut dapat diterapkan di Kota Kupang seluruhnya.


Demikian disampaikan oleh Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Kota Kupang, melalui Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Tiurmasari E. Saragih, S.KM., M. Sc kepada media ini, pekan lalu.


"Saat ini, kita di kota Kupang sedang melanjutkan program penerapan teknologi wolbachia dalam upaya pengendalian demam berdarah. Kita ketahui bahwasanya kota Kupang termasuk di dalam 5 kota di Indonesia yang menerapkan teknologi wolbachia. Jadi harapan kita, kota Kupang seluruhnya bisa menerapkan teknologi wolbachia secara bertahap," ujar Kabid P2P.


Kabid P2P, Tiurmasari menyebutkan bahwa pada tahun kemarin (2023), "kita sudah menerapkan (teknologi wolbachia, red) di kecamatan oebobo dan tahun ini kita lanjutkan di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Maulafa dan Kecamatan Kelapa Lima," jelasnya.


Ia juga meminta kepada masyarakat akan oentingnya menggunakan teknologi tersebut. "Mari kita dukung. Karena sudah membuktikan, bahwasannya dengan penerapan teknologi wolbachia akan menurunkan kasus demam berdarah dan rawat inap demam berdarah ," ajak Kabid P2P.


Kabid P2P ini juga menerangkan, penerapan teknologi wolbachia adalah "mengawinkan nyamuk yang memiliki bakteri wolbachia yang pada dasarnya, memang ada pada serangga, termasuk dengan serangga nyamuk yang lalat dan serangga buah itu memiliki sehingga ketika di dalam perkembangannya telur nyamuk menjadi dewasa. Virus dengue pada tubuh nyamuk aides aigepty tertahan dan tidak tumbuh," urainya.


Sehingga, lanjut Kabid P2P, ketika nyamu itu menggigit, maka "kita tidak ditularkan dengan virus ini juga yang akan mengakibatkan kita sakit demam berdarah. Mohon dukungan kepada masyarakat semua. Agar kita kota Kupang bisa bebas dari demam berdarah," pinta Tiurmasari.


Menurutnya, teknologi wolbachia merupakan salah satu upaya pengembangan di samping "kita tetap melaksanakan pemeliharaan dan pembersihan lingkungan. Mencegah tempat-tempat penampungan air terbuka, membersihkan lingkungan dan memastikan tidak ada jentik nyamuk di dalam lingkungan sekitar kita," imbaunya.


Ia kembali mengimbau bahwa foging bukan merupakan salah satu cara pencegahan dan pengendalian demam berdarah yang terbaik. "karena foging menggunakan bahan kimia. Sementara kita mengharapkan kita hidup tidak terlibat dengan bahan kimia," paparnya.


Ini titipan, lanjutnya, sehingga mari melakukan pembersihan lingkungan dalam rangka "kita perubahan musim panas ke musim penghujan dan tidak ada tempat-tempat penampungan air di sekitar kita. Sehingga Kita terbebas dari gigitan nyamuk demam berdarah," ajaknya lagi.


Selain itu, dijelaskannya bahwa data untuk demam berdarah adalah "seratusan lebih. Itu data yang ada dari bulan Januari. Setiap bulan kasusnya tetap ada. Karena secara tidak langsung itu tadi kita tidak melakukan pencegahan ya tempat-tempat penampungan air kita biarkan terbuka," beber Kabid P2P.


Dibandingkan dengan tahun lalu, 2023 ke 2024. "Untuk kasus turun pak. Tapi kasus kematian naik. Karena raa-rata terlambat dibawah ke tempat layanan kesehatan. Rata-rata alami panas di hari ke-4 baru dibawah. Jadi harus cepat bawah pasiennya ke tempat Fasilitas Kesehatan (Faskes)," imbaunya lagi.

×
Berita Terbaru Update