Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

HUT WKRI ke-98, Ungkap Ketua DPC WKRI St. Yoseph Naikoten Soal Masalah Stunting

Senin, 20 Juni 2022 | 10:04 AM WIB | 0 Views Last Updated 2022-06-20T02:12:27Z

XDetiik
Foto saat diawak Media, Ketua DPC WKRI St. Yosep Naikoten, Reth Funan Reme

XDetiik.com, KUPANG - Terkait Stunting dan Gizi buruk, Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Dewan Pengurus Cabang (DPC) St.Yoseph Naikoten sudah melalui Tahapan pendataan dari bulan Februari hingga Mei kemarin ke beberapa Posyandu dan terdata di 5 (lima) Kelurahan ternyata cukup tinggi data Stunting dan Gizi buruk yang belum ditangani.

Hal ini disampaikan oleh Ketua DPC WKRI, Reth Funan Reme, seusai memeriahkan HUT WKRI ke-98 di St. Yoseph Naikoten Kupang. Sabtu, (18/06/2022).

"Kami tahu karena turun ke Posyandu melalui kader-kader, mereka banyak mengeluh bahwa insenstifnya untuk Kader  terlalu kecil dan penanganan Stunting hampir semua belum ada. Kata Kader mereka hanya cukup memberi makanan Tambahan tanpa perhatian khusus Stunting karena dana terbatas," Terang Ketua WKRI

Lanjutnya, Kami berupaya sebisanya untuk memberi sedikit dari sumbangan ibu-ibu anggota WKRI yang mana setiap kami ke Posyandu membawa PMT, susu, telur, kacang hijau dan lain sebagaianya.

"Tahap penangan pertama untuk stunting sudah kami lakukan dengan memberi perhatian khusus untuk anak yang bermasalah dan akan dipantau secara rutin semampu kami." Tambahnya

Ia juga memberi Saran untuk pemerintah Kota dan Kabupaten, sampai ke tingkat Provinsi agar bisa menangani stunting dan Gizi buruk secara serius karena akan berdampak lebih banyak lagi ketika masalah ini tidak ditangani dan diperhatikan secara baik.

"Langkah yang harus oleh pemerintah bisa bekerjasma dengan semua Organisasi perempuan, organisasi gereja WKRI/GMIT dan perempuan lintas agama, Kader-kader Posyandu, Puskemas, Lurah / Desa, RT/Rw dan semua Stakeholder harus terlibat untuk menyelamatkan Generasi bangsa yang sehat, cerdas dan berkualitas di masa mendatang." Tandas Reth Funan

Oleh karena itu, tambah Ketua WKRI bahwa, dalam menyongsong HUT WKRI tahun 2022 ini, kami mengadakan seminar terkait pencegahan stunting, optimlisasi tumbuh kembang anak oleh dokter Lexa Sunbanu, Public Speaking oleh Romo Andre Aloa dan kegiatan lainya ada lomba-lomba sebagai berikut ;
1. Lomba MaZmur untuk kategori anak Sekami 10-14 tahun
agar mencari Bakat-bakat, Hoby anak. Tujuannya, untuk bisa melayani di Gereja, berani tampil di pentas dan lainnya.
2. Lomba pangn Lokal berbahan dasar kelor. Tujuannya, untuk mengasah keterampilan dan bisa menjadi nilai ekonomis bagi keluarga lalu manfaat Kelor juga sebagai pengganti susu, pencegahan Stunting dan Gizi buruk pada anak.
3. Lomba Merangkai Bunga. Tujuannya, untuk mengasah keterampilan anggota agar mampu menumbuhkan dan mengembangkan skil yang dimiliki, bisa mendekor di Gereja, dekor dimna saja ketika dibutuhkan dan bernilai ekonomis buat keluarga.

"Kegiatan-kegiatan lain yang dilaksanakan dalam menyosngsong HUT WKRI ini antara lain : 
Ziarah ke pendahulu WKRI yang telah meninggal, guna mengenang kembali jasa-jasa mereka dan mendoakannya dan juga lakukan Kunjungan / Anjangsana ke sesepuh WKRI." Terang Ketua WKRI

Seluruh Rangkaian kegiatan akan disyukuri dalam Misa Syukur HUT WKRI ke-98 tahun 2022 bersama Dewan Pengurus Daerah pada tanggal 23/07 dan bersama seluruh pengurus beserta anggota DPC yang ada di lingkup Kota Kupang. Akan dilaksanakan di Paroki St.Yoseph Naikoten." Tutupnya

XDetiik
Foto Ketua Panitia, Yustina Luju Amd. Kep.

Selanjutnya, Ketua Panitia dalam memeriahkan HUT WKRI ke-98, Yustina Luju Amd. Kep. menyampaikan bahwa, 
"Stunting merupakan ancaman utama terhadap kwalitas anak indonesia terkhusus kita di NTT juga ancaman kemampuan daya saing Bangsa. Hal ini dikarenakan anak stunted bukan hanya pertumbuhan fisik bertubuh pendek/ kerdil saja melainkan juga terganggu perkembangan otaknya dimana sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi disekolah, produktivitas dan kreativitas diusia-usia produktif." Ungkapnya


(Fiand/XD*)
×
Berita Terbaru Update