Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Wow! Wanita Katolik RI Keliling Posyandu, Pendataan Stunting Hingga Tahap Penanganan Secara Sukarela

Senin, 23 Mei 2022 | 10:31 PM WIB | 0 Views Last Updated 2022-05-24T00:45:35Z
XDetiik
Foto bersama di depan Posyandu Tanah Putih, Naikoten 1 Kupang

XDetiik.com, KUPANG - Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Dewan Pengurus Cabang (DPC) St. Yosep Naikoten Keliling Posyandu yang mempunyai program salah satunya adalah program pendataan sampai pada penanganan stunting.


Demikian disampaikan Ketua WKRI, Reth Funan Reme seusai Sosialisasi di Posyandu Tanah Putih, Naikoten Satu Kupang, pada senin (23/05/2022). pagi


" Penanganan stunting ini sebelumnya adalah program pemerintah namun ada kerjasamanya di semua stekholder, ada tokoh masyarakatnya di situ, ada pemerintah kemudian ada agamanya disitu juga sehingga kami mendengar instruksi dari Keuskupan Uskup kami untuk penanganan stunting ini perlu karena stunting yang ada terdata di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sangat besar jumlahnya termasuk di kota Kupang itu total stuntingnya sangat tinggi sehingga dari pihak Gereja kami organisasi yang ada di lintas Gereja terkhusus di Gereja St. Yosep Naikoten, Kami Wanita Katolik peduli dengan ini," ujar Reth


Lanjutnya, Kami berkeliling ke semua Posyandu yang ada di wilayah kerja kami yakni, ada di Naikoten satu, Naikoten dua, Oebobo, Naikolan, kemudian Kuanino, Bakunase, Manulai sampai di Batuplat juga.


" Dari lintas wilayah kerja kami akan data keseluruhan kemudian kami akan tangani dalam arti mereka yang sudh terdampak gizi buruk maupun stunting itu kita penanganannya mulai dari Ibu Hamil, jadi seribu hari perhatian kita yang di istilakan ibu hamil kek yang artinya di situ sudah ada penanganan." tuturnya


Jadi kami secara sukarela, dana tidak ada sama sekali namun kami harus bekerjasama dengan dinas terkait yakni, Dinas Kesehatan maupun Kelurahan. 

" Secara sukarela, kami perempuan Katolik ini kita berkeliling dan berusaha bagaimana kita mendata lalu mengetahui sejauh mana penanganan oleh Dinas Kesehatan maupun pemerintah setempat." Ujarnya lagi


Tambahmya lagi, Kita juga tidak hanya sekedar datang namun kita bawa asupan gizi, jadi kita datang bawa sesuatu begitu untuk anak-anak disini. Bahkan tanggal 28 mei nanti kita akan penanganan tahapan pertama itu juga akan datangkan mereka dan akan bekerjasama dengan Pastor Paroki untuk berikan bantuan bagi mereka. Jadi itu Sukarela dari kami. Sejauh ini Pastor Paroki kami sudah menerima data, memang tindakan selanjutnya akan keuskupan namun penanganan pertama atau tahap satu kami datangkan ke Gereja dulu (Paroki St. Yosep Naikoten).


Untuk sementara data stunting yang ditemukan paling tinggi di Manulai kemudian baru oebobo kani dapat tetapi hanya beberapa, sedangkan di Naikoten ini baru datang, baru dalam proses pendataan dan kami memang harus datang baru tau.

" Kami sudah kunjungi 6 Posyandu dan dapat 8 (delapan) orang. Ada Wilayah Pos Yandu yang tidak ada sama sekali (tidak terdapat stunting) seperti Naikolan itu bagus dan ada lainnya lagi." Ujarnya lagi


Kami juga berharap, sebagai perempuan yang ada di Provinsi NTT "khususnya Perempuan Katolik kita berharap bisa kerjasama dalam arti kita perangi stunting ini karena gizi anak, generasi kita ada di mereka." Harap Ketua WKRI itu


Penanganan seribu hari itu penting, tadi saya juga bincang-bincang dengan dinas, Ahli gizi dari Puskesmas bahwa bagaimana penanganan stunting kalau sudah terkena dampak kemudian ia ceritakan selama ini belum ada, kenapa tidak ada? harusnya ada kan ini program pemerintah, nah ini kami berharap pemerintah yang ada di Kota Kupang ini, dari Walikota turun ke kelurahan-kelurahan, Dinas instansi dan stekholder yanag ada kita bekerjasama untuk bagaimana kita perangi ini. Jangan kita koar-koar stunting ini, pendanaannya ini tapi pencapaiannya sejauh mana? nah itu yang perlu kita perhatikan. Tutupnya

×
Berita Terbaru Update