Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Perangi Stunting & Gizi Buruk, Wanita Katolik RI DPC St. Yoseph Naikoten Terus Lakukan Penyuluhan

Minggu, 29 Mei 2022 | 3:05 PM WIB | 0 Views Last Updated 2022-05-29T09:44:50Z
XDetiik
Foto bersama seusai Penyuluhan

XDetiik com, KUPANG - Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) DPC St. Yoseph Naikoten Kupang lakukan Penyuluhan, Perangi stunting dan gizi buruk bagi Umat/ Orang Tua anak juga yang sedang mengalami.


Hal tersebut disampaikan oleh Romo John Rusae St. Yosep Naikoten kepada Media XDetiik.com pada sabtu, (28/05/2022).


Kegiatan tersebut dibawah tema;  Di Dalam Tubuh Yang Sehat Terdapat Jiwa yang Kuat. "Ayo!" Perangi stunting dan gizi buruk dimulai dari ibu hamil hingga lahir. Dalam 1.000 Hari pertama. 

"Wanita Katolik RI DPC St. Yoseph Naikoten Peduli perempuan dan anak menuju generasi sehat, cerdas dan berkualitas."

" Kami pada hari ini melaksanakan Penyuluhan gizi kepada sekelompok anak di wilayah Kami, Paroki St. Yosep Naikoten Kupang dalam hal stunting dan gizi buruk." Jelas Romo Jhon


Lanjut Romo, Pertama, Kegiatan ini terlaksana berdasarkan arahan Bapak Uskup kepada Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) dan juga pada saat rekoleksi persiapan paskah.


Kedua, Rekoleksi itu oleh Bapak Uskup kepada Pastor Paroki dan Jajaran DPP Se-Kota Kupang di Asumpta, pada saat itu Bapak Uskup menyampaikan harapan agar umat kita yang tergolong dalam stunting dan gizi buruk supaya diperhatikan oleh Paroki.


Karena itu waktu saya pulang saya minta untuk mulai seluruh Paroki dan sudah mendata mereka yang sudah tergolong dalam stunting dan gizi buruk. 

"Puji Tuhan Jajaran Wanita Katolik disini menjalankan itu dan akhirnya mendapat data 4 orang anak setelah mengunjungi sebanyak 6 (enam) Posyandu di Wilayah Paroki St. Yosep Naikoten dan hari ini kita telah mengadakan penyuluhan yang disampaikan oleh dr. Lexa dari Rumah Sakit Karolus Boromeus dan penyerahan bantuan kepada orang tua yang anaknya mengalami gizi buruk dan ini bukan yang terakhir tapi merupakan langkah pertama yang akan dilaksanakan terus-menerus." Ungkap Romo Jhon


Jelas Romo, Selanjutnya juga WKRI akan memantau terus dampak terhadap anak-anak ini, semoga pada akhirnya anak dapat berkembang baik, menjadi sehat sebagaimana harapan Bapak Uskup dan kita semua.


" Tentunya saya Pastor Paroki mengucapkan terima kasih kepada WKRI cabang Paroki St. Yosep Naikoten Kupang yang sudah melaksanakan kegiatan yang bagus ini. Dan saya sendiri mengharapkan bantuan pemerintah dan jajaran dokter untuk bersama-sama kita mengatasi masalah kemanusiaan ini. Ini adalah tanggung jawab kita bersama." Harap Romo

Menurut dr. Lexa Sunbanu, M.Sc, Sp. A menjelaskan bahwa, "Stunting adalah suatau masalah kronis yang berkaitan dengan gizi sehingga anak-anak itu pendek dibanding dengan teman-teman seusia lainnya." Jelas dr. Lexa


Tambahnya, itu berbagai Faktor yang mempengaruhi seorang anak untuk jatuh ke stunting biasanya dimulai dari kandungan dan misalnya ibunya mengalami anemia lalu melahirakn bayi dengan berat badan rendah atau mungkin juga bayinya sudah lahir bagus tapi ada masalah misalnya cakupan imunisasi yang rendah, pemberian vitamin A yang tidak memenuhi serta pemberian Air Susu Ibu (ASI) Ekslusif yang tidak baik atau tidak memadai lalu masalah seperti diare pada balita itu juga didalam penyebab terjadinya stunting.


" Untuk mencegah masalah stunting kita harus mulai edukasi dari pasangan yang akan menikah,  nutrisi pada saat Ibu Hamil dan apa yang memenuhi karbohidrat, mineral dan asam folat," terang dr. Alexa.


Selanjutnya, pada saat bayi lahir kita harus lakukan pemberian ASI ekslusif terus dilakukan dengan pemberian MPASI sesuai dengan penyebabnya. Meningkatkan cakupan imunisasi pada anak. Dengan tujuan-tujuan seperti inilah yang kita intervensi secara dini dengan promosi kesehatan seperti di lakukan oleh teman-teman WKRI di St. Yosep sini tujuannya untuk kita mencegah agar tidak terjadinya stunting sehingga akan mencerdaskan kehidupan anak di Indonesia pada umumnya dan khususnya NTT.


"Untuk menjalankan pencegahan stunting ini tidak hanya dari bagian kesehatan saja tapi kita harus melihat dari lintas sektoral sehingga kita mencapai." Ungkap dr.

dr. Alexa Sunbanu juga berharap semua masyarakat ikut perangi stunting,

"Harapannya di Masyarakat NTT kita juga turut untuk perangi stunting karena secara nasional kita masih melebihi promosi  stuntingnya masih di atas dari proporsi nasional." Harapnya


Untuk pemerintah, kita bekerjanya lintas sektoral, jadi saya dari bagian kesehatan jadi misalnya dengan bagian sosial sehingga dari pada itu pemerintah mendukung untuk penurunan stunting itu sendiri. Kalau kita kerjanya lintas sektor, sistem kita baik maka harapan kita kedepan adalah menurunkan kejadian stunting di kemudian hari. Tutupnya

(XD**)
×
Berita Terbaru Update