![]() |
Lurah Naikoten satu Kupang, inovasi pemilahan sampah. |
XDetiik.com, KUPANG - Lurah Naikoten Satu Kupang, Budi Imanuel Izac, SH, siap menerapkan pemilahan sampah bagi warganya mulai dari rumah. Agar memilah sampah yang tidak bisa jadi uang dibuang ke TPS. Sedangkan yan bisa diuangkan tinggal masuk bank sampah.
Hal ini disampaikan Lurah Naikoten satu Kupang, Budi Imanuel Izac, SH, kepada media ini di ruang kerjanya pada Kamis, (05/12/2024).
"Sampah itu harus dipisahkan. Mana yang bisa jadi uang dan mana yang tidak. Sampah yang tidak bisa jadi uang itu yang dibuang ke TPS. Sehingga kita harus ciptakan inovasi ini," ujar Lurah Naikoten satu.
Menurutnya, di zaman Pak George Hadjo jadi Pj Wali Kota Kupang itu, "kita telah koordinasi seluruh lurah, wajib untuk menyiapkan tempat sampah bagi warganya. Ini kita masuk dalam mengurangi sampah di TPS. Kalau warga sudah paham bahwa sampah itu bisa jadi uang dan lain-lain, baru nanti akan tutup TPS yang ada," jelas Budi.
Namun yang pertama, lanjutnya, akan memberikan sosialisasi terdahulu kepada warga bahwa "kita ingin mengurangi sampah di TPS dengan cara pemilahan sampah dari rumah," katanya.
Jadi sampah, lanjut Budi Izak, itu sudah dipisahkan, mana yang bisa jadi uang dan mana yang tidak. Sampah yang tidak bisa jadi uang itu yang dibuang ke TPS. Mungkin tahun depan ini, kita mulai dengan satu RW dahulu. Itu rencana kita seperti itu," ungkapnya.
Ia mengatakan, akan mulai menerapkan inovasi tersebut mulai dari satu RW. "Satu RW itu kan ada yang dua RT dan tiga RT. Khususnya RT/RW ini yang sudah memaksimalkan atau sudah pakai bank sampah," papar Lurah yang sering peduli akan sampah itu.
Artinya, tambahnya, mereka yang sudah gunakan bank sampah dan selama sudah jadi nasabah bank sampah. "Karena kalau mulai langsung satu RW seluruhnya susah, jadi kita akan mulai dari satu RT menjadi contoh/role model untuk yang lain. Agar RT yang lain melihat dan mengikuti," beber Budi Izac.
Selain itu, dirinya juga menyebut pada waktu yang lalu sudah pernah menutup tempat pembuangan sampah seperti di depan Kantor Gubernur Lama, Naikoten satu, dengan solusi bersepakat bersama warga masyarakat serta RT dan Dinas Kebersihan.
"Atas permintaan warga untuk tutup saat itu. Karena tempat sampah tersebut sudah jadi TPS banyak orang selain warga Naikoten satu. Jadi tutup dengan catatan petugas kebersihan setiap minggu itu. Tiga kali keliling untuk angkut sampahnya. Masyarakat taruh saja sampahnya di depan rumah. Nanti petugas kebersihan yang keliling untuk angkut sampahnya. Sehingga teratasi masalah sampah di atas," terangnya.
Kemudian, lanjut Budi, dari dinas kebersihan juga tak perlu susah-susah lagi sekop sampahnya. "Karena sampah sudah ada dalam wadah. Sehingga langsung ambil dan muat di mobil/truk sampah," kata Budi Izac.