Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Soal Kasus Pengeroyokan di Desa Mio, Keterangan Kades Berbeda Dengan Korban

Senin, 19 September 2022 | 5:48 PM WIB | 0 Views Last Updated 2022-09-19T11:20:47Z
XDetiik
Foto korban TB. 

XDetiik.com, SOE - Kepala Desa (Kades) Mio, Yermi Tse, mengkonformasi dengan  membeberkan kronologi kejadian kasus pengeroyokan di Desa Mio, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT.  Sabtu, (10/9/2022).


Kades Mio yang berhasil dikonfirmasi Media ini melalui telepon selulernya membeberkan kronologi kejadian,

Pada Hari sabtu malam, pukul 07 : 30 wita, Warga Desa Mio kabupaten TTS, mengonsumsi Alkohol di suatu tempat sehingga pulang mabok memang (Joni manao) dan ribut-ribut sedangkan salah satu tetangga di tempat itu sedang beribadah, saudara laki-laki dari joni manao sendiri yang menegur bahwa, 

"Kaka jangan terlalu baribut te (karena, red) orang ada ibadah sehingga joni tidak terima teguran tersebut," jelas Kades


Lanjut Kades, Joni bersama yang menegur bersebelahan yang kurang lebih 10 meter sehingga tegur joni namun joni masih bicara banyak sehinga orang yang beribadah terganggu. Setelah ibadah mereka datang termasuk Majelis datang dan menegur bilang kenapa orang ibadat kaka baribut? Joni menjawab Majelis bilang (bahwa, red) masing-masing menanggung iman sendiri terakhir dia terus ribut.


"Iparnya pergi ke rumah kepala desa dan sampaikan bahwa kalau bisa turun ke tempat kejadian, saya menjawab bahwa saya baru sampai dari takari jadi nanti kaka pulang ada Linmas di situ dan RT pi (pergi, red) ko (untuk, red) tegur dia kalau dapat sehingga kalau bisa dia diam sudah, kalau memang dia tidak mau dengar bawa dia kesini supaya saya omong (bicara, red) dengan dia atau dia tidak mau suruh Linmas untuk ikat tahan dia besok baru kita buka karena bukan baru ini kali, Kejadian seperti ini sudah berulang - ulang kali," jelas Kades


Tambah Kades lagi, Sehingga dari pada itu saya suruh mereka pulang sekitar jam 8 malam, sampai di TKP, ipar dari joni datangi RT 08 tapi saat itu RT tidak ada sehingga dia sampaikan di Linmas sesuai yang saya arahkan 


"Karena sudah malam, tapi Linmas mengganti pakaian dinas sampai TKP, terlihat, (terlihat, red) dia ada tampung 3 orang itu ipar dari kecamatan Nunkolo dengan satu ibu jadi joni bersama ipar menanyakan Linmas tersebut bilang bapa pake (pakai, red) pakian dinas su (sudah, red) sampai larut malan begini bapa mau bekin (bikin, red) apa?

Langsung linmas menjawab saya di perintahkan oleh kepala desa untuk amankan warga kami, ibu dong (mereka, red) tanya-tanya buat apa? langsung terjadi pertengkaran terakhir linmas sudah menghindar dan kembali ke rumah kepala desa untuk melaporkan bahwa bapa saya sudah tegur tapi dia tidak mau," ujarnya lagi


Lanjutnya bahwa, Bapak Joni Manao kebetulan dia tarik aliran listrik dari bapa Eliaser Nubatonis sehinga Bapa Eliaser cabut kontak lampu aliran listrik yang menuju rumah joni sehingga tambah ribut hanya saja maksud eliaser mencabut kontak lampu tersebut agar kalau bisa joni jangan baribut lagi bujuk dia ko tidur sudah malah joni tambah respon sehingga bapa elieser pergi lagi ke rumah kepala desa dan sampaikan lagi untuk kepala desa untuk turun namun kepala desa sudah larut malam jadi kalau bisa biar sudah nanti sampai sana kasitau (beri tahu, red) dia untuk tenang nanti besok baru saya panggil dia ke kantor tetapi eliaser nubnatos ke rumah kepala desa malah dia (joni manao, red) masuk untuk bongkar rumah eliaser karena dia tidak terima kalau cabut lampu sehingga dia tendang orang punya rumah dan lempar orang punya kursi, Yang di bantu oleh kedua iparnya sedangkan bapa aser nubatonis anaknya sedang hamil, sementara masuk mereka tolak-tolak orang yang hamil sehingga laki (suami, red) dari yang hamil tidak terima dan bilang kaka saya punya istri sedang hamil yang sudah dekat untuk melahirkan jadi kalau bisa omong sa (saja, red) jangan KGBtolak-tolak atau nanti bapak pulang baru omong sa (bicara saja, red)  


Dari pada itu, "terjadi pertengkaraan dan anak mantu dari eliaeser dapat ancam untuk dibunuh sehingga dia lari ke orang tuanya yang tidak jauh dari situ di desa tuakole sehingga besoknya pas hari minggu saya sampaikan kepada bapa aser untuk sampaikan ke RT dan Tua Adat untuk kami turun untuk klarifikasi sekitar jam 05 sore, sehingga saya menanyakan kepada si joni bilang (bahwa, red) ko bu su berapa hari ini mabok dan ribut-ribut dengan kejadian yang sama saat itu warga sudah banyak dan bangun mempertanyakan yang tanya tentang lampu tadi malam dan langsung memukul saat menceraikan mereka, saya juga dapat pukul sehinga bahu bagian kanan sampai saat ini masih tasalah namun tak lama kemudian mampu untuk menceraikan sehingga langsung bawah 6 orang tersebut lalu kunci dari luar rumah dan staf dari desa arahkan masa untuk pulang namun 6 orang yang di kunci telepon ke keluarga di nunkolo sehinggaa ada 4 motor yang datang namun saat itu juga saya sudah pulang," terangnya.


Saya menelepon ke polsek sekitar jam 09 namun dari pihak polsek menjawab bilang  (bahwa, red) sudah larut malam nanti besok pagi saja, Namun paginya jam 09 kami tunggu-tunggu mereka di kantor desa tapi mereka tidak datang sehingga sekitar pukul 10 pagi babinkantibmas dan kepala desa kembali ke TKP di situ bhabintimas sempat ambil keterangan menyenai mereka maksud untuk masuk rumah punya orang saat itu juga panggil mereka untuk selesaikan di kantor namun mereka bilang (berkata, red) masih tunggu orang tua dari kampung sehingga berselang waktu satu jam kemudian mereka ke kantor bersama orang tua namun pihak pelaku atau pemuda mio yang malam itu keroyok mereka tidak hadir sehingga sekitar jam 4 sore orang tua dari nunkolo, Sehingga kepala desa arahkan untuk lapor ke polsek untuk panggil mereka saja, kemudian kami bersama orang tua sepakat perdamaian dengan si joni yang mabuk-mabuk ini.


"Soal Perkelahian itu kami pending karena warga saya yang pukul merek, (korban, red) tidak datang, lalu saya arahkan laporkan ke Polsek bila dapat pelaku mereka karena mereka berani berbuat harus berani juga bertanggung jawab.

Setelah itu sudah bersalaman untul berpisah juga saya anjurkan keluarga korban untuk kalau pulang lebih sedu, jangan malam karena pelaku mereka tidak datang, takutnya ada apa-apa. Jadi mereka sudah pulang ke rumah," jelasnya lagi


Malam, menurut Kades lagi, sekitar jam stengah 8, mereka barulah berpisah untuk pulang, ada yang ke kupang juga ke nunkolo, si Joni yang duluan gonceng korban ini smpai tempat pelaku pukul mereka dan pelaku dikenal oleh korban mereka karena  dipukul masih terang. Jadi berhenti dan bilang (berkata, red) lu (kau, red) tunggu amanatun dong (mereka, red) su (sudah, red) datang. Kemudian selang sekitar menit orang dari Amanatun sudah datang lempar rumah pelaku, tempat gunting (pangkas rambut, red) terakhir warga sudah keluar juga dan kejar mereka dan saling lempar sudah akhirnya kena (menganai, red) korban ini yang dari nunkolo.


"Waktu itu saya tidak ada karena berada di acara, tapi mereka telepon saya bahwa Bapak datang dulu karena mereka suw saling lempar sampai kasi pecah orang punya kepala. Saya bilang kaka dong (mereka, red) urus saja beta (saya, red) son (tidak, red) mau urus. Kenapa tadi saya panggil mereka tidak mau ke kantor dan saya sudah pesan kalau bisa tidak buat masalah baru lagi. 

Akhirnya mereka telepon di anggota Polsek dan ada tiga orang anggota turun dan yang babinkantibmas singga panggil saya dan kami sudah habis ibadat jadi sementara makan bersama orang tua mereka sehingga saya katakan kakak (Polisi) duluan saja, setelah itu saya tegur orang tua mereka baru kesana. Setelah sampai kesana katany korban ini belum sadarkan diri jadi saya langsung tegur orang tua mereka dan nyusul Pak Polisi ini (ke tempat kejadian, red)," bebernya.


Masih menurutnya, Sampai sana (tempat kejadian, red) pas dia sadar dan dia minta air minum, di situ warga tidak ada, hanya ada satu saja orang alor nama Om Robert bantu beri minum air biar dia minum dan sadar lalu saya angkat kepalanya dan liat dia (korban, red) punya luka adih ini parah ini, saudari nona yang saat itu ada juga katakan ia Bapak Desa "ini parah ini". Hanya sudah malam jadi tidak tau siapa yang lempar jadi kebetulan ada Pak Polisi mereka, kaka mereka laporkan dan korban bawa ke Rumah Sakit  kalau saat itu mereka keluarga juga ikut semua dampingi korban ke Puskesmas Batu Putih. Saya tidak ikut karena sudah ada dari Pihal Polsek juga.


"Tak lama ada 3 orang datang katakan bahwa Bapak, kami punya rumah mereka lebih dahulu lempar akhirnya baru kami juga lempar jadi bagaimana? kalau begitu kamu juga laporkan juga. Ini saya hanya arahkan saja.

Dan waktu itu juga Orang dari Amanatun mereka sudah lapor lebih dahulu, tinggal saja tunggu korban sehat untuk ambil keterangan. Demikian itu saja kaka dan menyangkut dengan dugaan kepala desa terlibat minta maaf saya juga kena (dapat, red) pukul banyak dari masa," tutup Kades Mio menjelaskan kronologi kejadian.


Sementara itu, menurut korban TB saat ditemui Media di Kupang, keterangan yang berbeda, Menyampaikan bahwa waktu itu saat kejadian kita keluar dari sana saja Bapak Desa sudah ada di cabang. Jadi pas kita punya kaka yang satu mau pergi laporkan masalah tersebut pas Kepala Desa punya oto (mobil) di cabang situ gas mau palang itu kakak dan hampir kena (dapat, red) tabrak juga.


"Akhirnya kaka itu paksa lompat itu jadi lari lewat (melewati, red) kayu yang dipalang (di jalan) dan bibir aspal yang begitu tinggi juga dong (mereka, red) paksa lewati dan mereka palang jalan dengan kayu besar," tambahnya. 


Lanjutnya, Kaka yang mau pergi lapor itu juga dapat (terkena, red) katapel dan yang katapel itu hampir mengenai anaknya. Jadi dia dengan cepat pindahkan anaknya sehingga akhirnya katapel mengenainya. 


"Jadi pas (saat, red) saya dilempar dan jatuh dari motor juga Bapak desa ada jadi langsung datang dari cabang sana dekat sa, (saja, red)," ujar korban TB yang belum lekas pulih.


Ketika saya jatuh dan kaka saya tarik lalu gendong saya untuk melindungi dari masa yang hendak mendekati dengan balok kayu, baru Bapak desa sengaja dari cabang datang dan semua sudah lihat kalau Bapak desa berdiri di cabang dengan mobil pick upnya, pokoknya itu dong (mereka, red) dia punya anak-anak semua, dia punya warga (masa, red), tutup korban TB.

(Fiand/tim**).

×
Berita Terbaru Update