XDetiik.com, KOTA KUPANG - Menyongsong Hari Ulang Tahun (HUT) ke -17 Tahun yang tepatnya pada 26/9, Gereja Bethel Indonesia (GBI) Tunas Daud menggelar berbagai kegiatan yang salah satunya adalah Seminar sehari dengan tema "Gerakan Perubahan NTT Dimulai Dari Saya"
Seminar berlangsung di Gedung Kebaktian GBI Tunas Daud, Kelurahan Oesapa, Kota Kupang, NTT. Sabtu, (17/9/2022).
Dalam Seminar tersebut menghadirkan 4 Pemateri yakni : Pemateri pertama, Dr. Yohanes G. Tuba Helan SH., M.H (Dosen Hukum Undana)
Kedua, Andi Irfan S.H.I., M.H Akademisi/ Kepro Hukum UMK
Ketiga, Umbu Wulang Tanaamahu Paranggi (Direktur Walhi NTT)
Keempat, Pdt. Izhak Eduard, ST Gembala GBI Tunas Daud, Praktisi Ekonomi dan Perbankan.
Pemateri pertama, Dr. Yohanes G. Tuba Helan SH., M.H (Dosen Hukum Undana) dalam materinya menyampaikan bahwa harusnya jadikan rakyat sebagai subyek bukan obyek.
"Di NTT jangan berbicara soal investor dari luar tapi biar masyarakat sendiri yang menjadi investornya," katanya
Akhirnya Dr. Yohanes juga menyampaikan bahwa, Otonomi daerah adalah yang strategis dan harus datangkan orang-orang juga kita pilih, dia mampu tidak supaya berikan hasil yang baik.
"Jadi kita harapkan Pemerintah bekerjasama dengan rakyat untuk bisa menerapkan hasil yang baik," harapnya.
Materi yang dipaparkan oleh Andi Irfan S.H.I., M.H Akademisi/ Kepro Hukum UMK tentang Jati Diri Berwawasan Kebangsaan sebagai Pemerhati Bangsa Indonesia.
Ia juga menjelaskan bahwa, Kita memiliki 40 ribu lebih Undang-Undang yang dibuat dan yang dibuat semua itu belum tentu baik, semua itu bertentangan dengan Pancasila. Banyak contoh Undang-undang yang jahat, misalkan UU Cipta lapangan kerja dan lainnya.
"NTT punya 3T yaitu Tertinggal, Termiskin dan Terlupakan," kata Kepro Hukun UMK itu
Lanjutnya, Untuk Perubahan NTT itu harus kita wacanakan dalam setiap momentum yang ada termasuk di ruang-ruang Rumah Ibadah yakni, Gereja, Masjid dan lainnya.
"Tidak hanya semata penguatan Iman tapi perubahan seperti itu semua Agama harus bergandengan tangan melakukan terobosan-terobosan perubahan NTT yang lebih baik," ujar Kepro Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Kupang.
Direktur Walhi NTT mlalui zoom dalam Materinya tentang Mandat Pelintasan Ekologi NTT.
Terkait kemiskinan ia menyampaikan bahwa,
"Kita kembali ke konteks olahan sumber daya alam. Kami berupaya dengan berbagai pola dan salah satunya yaitu mendorong desa punya kebijakan untuk pabrik, snack-snack pabrik yang dalam visi misi Rumah Tangga dimana ada pisang, ubi dan lainnya dari kampung," jelasnya
Pemateri keempat, Pdt. Izhak Eduard, ST mengatakan bahwa, Tantangan terbesar adalah bagaimana membawa NTT keluar dari kemiskinan.
"Bagaimana kalau perubahan ini bisa terjadi sesuai dengan Firman Tuhan. Kemudian kita butuh pemimpin yang punya integritas terus menjadi rolmodel. Kalau bukan kita siapa lagi," ungkap Gembala di GBI Tunas Daud itu.
Tambahnya, Pemimpin itu harus yang tahu persoalan di NTT ini yang belum selesai-selesai, maka itu kita butuh pemimpin yang mampu punya solusi dan punya cara kerja yang mampu membawa NTT keluar dari persoalan yang ada.
"Kita butuh pemimpin yang berintegritas dan bermoral yang bisa menjadi teladan, juru model. Jadi melalui seminar ini akan dihasilkan sebuah kesadaran bahwa pentingnya melayani," tutup Pdt. Izhak yang juga praktisi ekonomi dan perbankan.
Kegiatan seminar tersebut diakhiri dengan foto bersama.
(Fiand/XD**).