![]() |
Kadis Kesehatan Kota Kupang melalui Kabid P2P mengimbau kewaspadaan lebih dini peningkatan kasus DBD. |
XDetiik.com, KUPANG - Selain inovasi teknologi wolbachia untuk menurunkan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Dinas Kesehatan Kota Kupang juga telah mengeluarakan imbauan tentang kewaspadaan dini terhadap peningkatan kasus DBD tersebut.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, drg. Retnowati M.Kes melalui Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Tiurmasari E. Saragih, S.KM., M. Sc kepada media, pekan lalu.
"Kami juga sudah mengeluarkan himbauan yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang tentang kewaspadaan dini terhadap peningkatan kasus demam berdarah yang sudah kami teruskan kepada Kepala Puskesmas semua dan pimpinan atau direktur rumah sakit, ataupun klinik yang ada di kota Kupang. Untuk mewaspadai akan terjadinya peningkatan kasus demam berdarah," ujarnya.
Ia mengharapkan untuk Puskesmas lebih praktis juga dan Rumah Sakit lebih tertib dalam melakukan "pelaporan kita harian yang biasa sudah kita laksanakan. Penegakan diagnosa yang tepat. Akan meningkatkan tingkat kesembuhan kepada keluarga atau masyarakat," jelas Tiurmasari.
Lalu upaya, lanjutnya, promosi ataupun penjelasan kepada masyarakat diharapkan kepada semua "fasyankes mengingatkan juga kepada masyarakat yang datang untuk meningkatkan kewaspadaan dini terhadap peningkatan kasus demam berdarah," tambahnya.
Tak hanya DBD, dirinya juga mengungkapkan bahwa di dalam perubahan musim ini, "penyakit diare juga biasanya meningkat. Mohon untuk tidak lupa setiap kegiatan untuk menjamah makanan ataupun apa mencuci tangan dengan bersih. Supaya pencegahan juga adalah tetap memastikan lingkungan rumah tinggal kita tetap sehat dan bersih, tempat-tempat makanan yang akan digunakan diupayakan bersih dan tertutup dari lalat ataupun binatang, yang dapat membawa bakteri ataupun virus kepada kita," imbaunya.
Sehingga, kata Kabid P2P itu bahwa memastikan untuk tidak menjadi diare. "Kemudian kami sampaikan juga bapak/ibu kota Kupang sudah eliminasi dengan malaria. Tapi dalam upaya kita kota Kupang mempertahankan kita tetap eliminasi malaria," papar Tiurmasari.
Ia juga menyampaikan bahwa mengimbau kepada masyarakat yang berasal dari daerah endemis malaria. "Seperti daerah kita dan di kota yang di NTT juga masih ada yang belum eliminasi malaria. Ditambah dengan dari Papua ataupun dari daerah mana yang kita ketahui merupakan daerah malaria tinggi. Untuk memeriksakan diri kepada petugas di Puskesmas, melaporkan diri kepada RT/RW," saran Kabid P2P.
Sehingga. Sambungnya, Nakes (Tenaga Kesehatan) akan melakukan pemeriksaan yang namanya, "survei migrasi masyarakat untuk menghindari tidak terjadinya penularan. Dikarenakan bapak/ibu tanpa sadar membawa bakteri ataupun parasit malaria ke kota kupang," tutupya.