Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Diduga Untuk Foya-foya, Pimpinan Bank NTT Habiskan Dana Perjalanan Dinas Sekitar Rp 17,4 M

Jumat, 20 Januari 2023 | 3:02 PM WIB | 0 Views Last Updated 2023-01-20T07:03:14Z
Xdetiik


XDetiik.com, KOTA KUPANG - Diduga untuk foya-foya, Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan Kepala Divisi serta karyawan Bank NTT menghabiskan anggaran Perjalanan Dinas tahun 2022 hingga 17.427.682.634 atau sekitar Rp 17,4 Milyar. Bahkan terjadi pembengkakan realisasi anggaran melampaui pagu anggaran perjalanan dinas tahun 2022 sebesar Rp 2.567.482.634 atau sekitar Rp 2,5 Milyar. 


Berdasarkan data yang dihimpun Tim Media ini dari Laporan Bank NTT Tahun 2022, bank plat merah ini mengalokasikan pagu anggaran perjalanan dinas sebesar Rp 14.860.200.000 atau sekitar Rp 14,9 Milyar. Dana tersebut dialokasikan untuk perjalanan dinas Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Rp 3.455.100.000; Pejabat & Karyawan Rp 10.290.600.000; dan Pihak Lain Rp 1.114.500.000.


Dari pagu anggaran tersebut, para Komisaris, Direksi, Kepala Divisi dan karyawan Bank NTT hingga Desember 2022 menghabiskan anggaran hingga Rp 17.427.682.634 (Rp 17,4 Milyar) atau melampaui pagu anggaran sebesar Rp 2.567.482.634 atau sekitar Rp 2,5 Milyar.


Di kalangan Komisaris dan Direksi, anggaran perjalanan dinas terbesar digunakan oleh Direktur Utama (Dirut) Bank NTT, Aleks Riwu Kaho, yakni sebesar Rp 913.545.391. Padahal pagu anggaran perjalanan dinas Dirut hanya sebesar Rp 668.700.000. Dengan demikian, terjadi ‘pembengkakan’ realisasi melampaui pagu dana perjalanan dinas Dirut sebesar 130%.


Sementara di jajaran Pejabat (Kadiv, red) dan karyawan Bank NTT, Divisi Rencorsec (Perencanaan & Coorporate Secretary) menggunakan dana perjalanan dinas paling besar, yakni mencapai Rp 2.717.690.012 atau  sekitar Rp 2,7 M.


Ada perbedaan yang sangat mencolok jika realisasi belanja perjalanan dinas Divisi Rencorsec tersebut dibandingkan dengan 14 divisi lainnya. Ada 10 divisi yang dana perjalan dinasnya sangat kecil, yakni berkisar antara Rp 100 juta hingga Rp 800 juta. Sedangkan 4 divisi lainnya, yakni Divisi Riset dan Pengembangan,  Umum, Kredit Mikro dan Divisi Dana menghabiskan anggaran perjalanan dinas berkisar antara Rp 1 M hingga 1.4 M.


Dirut Bank NTT, Aleks Riwu Kaho yang dikonfirmasi Tim Media ini melalui pesan WA sejak Senin (16/1/24) sekitar Pukul 08.00 WITA, tidak memberikan respon hingga berita ini ditayang walaupun pesan itu telah dibacanya. Aleks malah mengirim berita klarifikasi dari BI tentang Mobile Banking dan STN Banking yang tak berizin pada pada Pukul  17.23 WITA 


Sementara  itu, Kepala Divisi Rencorsec Bank NTT, Endry Wardono yang dikonfirmasi terkait dana perjalanan dinas tersebut via pesan WhatsApp (WA) pada Jumat (13/1/23), tidak memberikan respon. Endry kembali dikonfirmasi pada Sabtu (14)1/23), namun Endry berpura-pura tak tahu. “Klasifikasi (maksudnya klarifikasi, red) apa om? tulisnya.


Namun setelah  dikonfirmasi ulang, Endry enggan memberikan penjelasan. 

"Itu bukan ranah beta," tulisnya.


Bahkan Endry mengatakan bahwa data yang diperoleh media ini hanya sekedar prank. 

"Pak dapat dari siapa? Prank itu," elaknya.


Endry terus dikonfirmasi terkait penggunaan dana perjalanan dinas oleh dirinya, namun Ia terus mengelak. "Sorry eee bta ada kerja banyak," tulis Endry.


Pemegang saham seri B Bank NTT, Amos Corputy (juga mantan Dirut Bank NTT, red) yang dimintai tanggapannya, Sabtu (15/1/23) menilai penggunaan dana perjalanan dinas hingga Rp 17,4 M yang sebagian besar oleh pimpinan Bank NTT tersebut merupakan pemborosan dana hanya untuk foya-foya.


"Bagi saya, penggunaan dana perjalanan dinas sebesar itu, terutama oleh Dirut yang hampir Rp 1 M dan Kadiv Rencorsec merupakan pemborosan dan foya-foya. Kenapa saya bilang foya-foya? Karena mereka tidur bangun di hotel untuk urusan yang sebenarnya tidak perlu," kritiknya.


Ia mencontohkan, pemborosan dana perjalanan dinas ke Surabaya. 

"Misalnya mereka bolak-balik Surabaya untuk urus lelang aset debitur macet. Siapa yang mau beli aset yang masih bermasalah karena perikatan kredit yang tidak jelas? Jadi tidak perlu ada rombongan yang bolak-balik Surabaya untuk itu," ungkap Amos Corputy.


Lanjut Amos menjelaskan, Perjalanan Dinas ke Kantor Cabang Bank NTT hanya untuk urusan yang sangat penting. 

"Rapat dengan Kacab cukup dengan Zoom (online, red). Jadi tidak perlu perjalanan dinas rombongan bolak-balik. Bank NTT kan sedang menuju ke Smart Bank," tandasnya.


Selain itu, lanjutnya, untuk undangan kegiatan yang ‘tidak jelas' alias tidak membawa keuntungan untuk bank NTT pun, dihadiri oleh Dirut. 

"Dirut hadir dengan membawa 2 orang sekretaris, dua ajudan dan rombongan. Ini kan tidak perlu!  Kalau seperti itu, akan habiskan dan perjalanan dinas sampai ratusan juta rupiah untuk sekali kegiatan kan?" beber Amos.

(XD/tim**).

×
Berita Terbaru Update