Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Aliansi PEMBEBASAN kolektif Kota Kupang Aksi Demo soal Jegal Neoliberalisme, ini Rentetan Orasinya

Senin, 31 Oktober 2022 | 10:12 PM WIB | 0 Views Last Updated 2022-10-31T14:12:44Z
XDetiik
Foto sedang berlangsung aksi demo oleh Aliansi PEMBEBASAN Kolektif Kupang.

XDetiik.com, KOTA KUPANG - Aliansi Pusat Perjuangan Mahasiswa untuk Pembebasan Nasional (PEMBEBASAN) menggelar aksi demo soal Jegal Neoliberalisme dan Bangun Pemilu Rakyat Miskin.


Aksi Serentak Nasional Pusat Perjuangan Mahasiswa Pembebasan Nasional, kolektif Kota Kupang ini diikuti sekitar 11 orang, yang digelar di depan Pasar Inpres Naikoten satu Kupang, pada minggu, (30/10/2022).


XDetiik


Pantauan Media ini, Dalam Orasinya menggunakan megaphone sebagai pengeras suara.


XDetiik

Koordinator Lapangan (Korlap), Acong Sogen dalam Aksi menjelaskan Bahan Bakar Minyak (BBM) naik dan perampasan lahan di besipae dikarenakan Indonesia di dikte kebijakan neolib. 

"Demokrasi yg rusak ditandai dgn represifitas yg tinggi terhadap rakyat yang menyampaikan pendapat," ungkapnya.


Sogen juga menyampaikan bahwa, problem eks tim-tim yang tak kunjung diselesaikan.

Isu BBM yang berdampak bagi masyarakat semakin susah. Perampasan lahan yg dilakukan Pemprov NTT di besipae. 

Omnibus law yg menyengsarakan buruh dan tani karena menghilangkan cuti haid dan cuti melahirkan dan adanya BANK tanah. 

Pendidikan mahal yg menyengsarakan rakyat. Persoalan Papua yg tak kunjung diberikan hak menentukan nasib sendiri. 

Upah buruh di NTT yg kecil dan tidak sesuai UMR.


Selanjutnya, Korlap juga membicarakan perampasan tanah yang dilakukan negara kepada masyarakat adat.


Sementara itu, orasi dari salah satu anggota Aksi, Jose, menyampaikan,

"kebijakan pemerintah yang didikte oleh kebijakan nasional dan di buat oleh perusahan kapitalis mengakibatkan ketimpangan yang ada yaitu pendidikan mahal dan kesehatan yang mahal sehingga tidak bisa di akses oleh anaknya petani dan anaknya buruh, terjadi perampasan lahan," tandasnya.


XDetiik

Dilanjutkan orasi oleh Asti masih terkait hal yang sama, mengatakan bahwa, 

"omnibus law yang disahkan ketika rakyat tertidur. omnibus law yang dimana menyusahkan kaum buruh perempuan. Pemprov NTT yang Merampas tanah di besipae dan juga aparat-aparat melakukan kekerasaan terhadap perempuan di Besipae," ungkap Asti.


Kemudian, Mega yang juga berorasi, mengangkat suara perempuan akar rumput, 

"misalkan buruh perempuan yg dipaksakan kerja tanpa hent, hari libur juga bekerja. Negara yang sudah bekerjasama dengan kapitalis, ditandai dengan tidak punya ketegasan terhadap kapitalis. juga Polisi sebagai penegak hukum yang tidak serius mengurus kasus," katanya dalam orasi.


Selanjutnya, Pet yang berorasi mengatakan bahwa 

"kekayaan alam Papua dicuri Negara untuk kepentingan investor. Alam selalu dijadikan tempat untuk investasi dan merusak alam," tandasnya.


Selain itu, Pet juga membaca puis dilanjutkan dengan RK yang juga membaca puisi.


Kemudian Chiro yang berorasi, menyampaikan bahwa, 

"tindakan Negara yang tidak menjamin hak-hak rakyat seperti yanh tertuang dalam aturan Undang-undang. Kapitalisme imperialisme nyata melalui eksploitasi alam dan manusia untuk akumulasi modal . Di NTT sendiri terlihat dalam kebijakan Viktor Laiskodat yang anti rakyat dan pro investasi,"  tutupnya


Akhirnya memandu massa aksi oleh Pet dengan yel-yel.


XDetiik


Korlap kemudian melakukan pembacaan pernyataan sikap, dilanjutkan oleh Jeri, Arki dan Yanto yang juga merupakan anggota dalam Aksi tersebut.

(XD**).

×
Berita Terbaru Update