Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Dolviana Dijanjikan Pekerjaan di Medan Berujung Disekap! Josef Nae Soi : Jangan Cepat Tergiur Tawaran Pekerjaan di Medsos

Kamis, 26 September 2024 | 2:59 PM WIB | 0 Views Last Updated 2024-09-26T07:30:39Z
Foto Jumpa Pers di Lantai dua Kantor Gubernur NTt.


XDetiik.com, KUPANG - Dolviana Hoar Nahak (27), berasal dari Kabupaten Malaka yang semula dijanjikan pekerjaan di Medan melalui akun facebooknya, berujung disekap di sebuah rumah yang tak layak huni. Namun beruntung, korban tersebut dapat diselamatkan hingga dipulangkan ke NTT (daerah asalnya). Josef Nae Soi berpesan, jangan cepat tergiur dengan tawaran-tawaran pekerjaan di medsos (media sosial).


Demikian pesan Ketua Koni NTT, Josef Nae Soi dalam jumpa Pers yang di Lantai dua Kantor Gubernur pada Rabu, (25/9/2024).


"Tolong sebarluaskan kepada masyarakat, agar jangan cepat tergiur dengan tawaran-tawaran yang ada di media sosial. Contohnya seperti adik kita ini (Dolviana Hoar Nahak, red) yang ditawarkan pekerjaan di Medan melalui facebook akhirnya disekap di suatu rumah yang tak layak huni," ujar Josef Nae Soi.


Beruntung, lanjut Josef, adik Dolviana berusaha naik ke atas dinding dan teriak ke tetangga minta tolong hingga bisa diselamatkan. "Lalu akhirnya kemarin saya membawa pulang adik kita ini dari Medan, pulang kembali ke NTT," ungkap Mantan Wakil Gubernur NTT itu.


Josef menuturkan bahwa setelah membawa pulang korban kesini (NTT). "Proses hukum di Medan (bagi pelaku, red) tetap berjalan. Dikawal oleh Organisasi Flobamora yang ada disana," paparnya.


Sementara itu, Penjabat Gubernur, Dr. Andriko Noto Susanto mengucapkan terima kasih kepada Ketua Koni NTT, Josef Nae Soi. "Secara mandiri telah berinisiatif menyelamatkan adik kita ini (Dolviana Hoar Nahak, red). Lalu bawa pulg ke NTT," ucap Pj. Gubernur NTT


Untuk itu, Pj. Gubernur NTT juga mengimbau kepada seluruh masyarakat di NTT, "kiranya lebih selektif dalam menyikapi ayau menanggapi informasi-informasi yang ada di media sosial," imbaunya.


Selanjutnya, korban, Dolviana Hoar Nahak, asal Malaka, Rabasah Haeraen itu menyebut nama orang yang mengajak dirinya melalui facebook untuk bekerja di Medan adalah "Alfredo Nenometa. Nama panggilan aslinya adalah Andri Nenometa," bebernya.


Korban mengisahkan bahwa setelah melihat postingan di facebook, ia tertarik dan bertanya, "abang (alfredo, red) itu (pekerjaan, res) betul kah?. Dia jawab ia betul. Kalo bersedia untuk kerja, bisa saya (alfredo, red) berikan nomor (handpone, red) majikaan untuk dia tunggu (dolviana, red) di medan," jelas Dolviana mengisahkan kronologi awal.


Akhirnya, kata Dolviana, sudah ambil nomor itu ibu kristin (majikan, red). "Ketika saya chat melalui WhatsApp, ibu itu tanya, apa betul itu sudah ada kerjaan di sana? Ibu itu berkata betul, memang ada butuh IRT (Ibu Rumah Tangga) lalu jga toko jual hp (handphone, red). Sya pun tertarik. Karena pertama dia janji saya harus kasi (berikan, red) uang saku 1.500.000 untuk Orang Tua," imbuhnya.


Uang tiket, lanjut Dolviana, dia yang tanggung, travel dan makanan, "mulai dai Malaka sampai Medan pun ditanggung, "Sepanjang perjalanan, saya sering kirm pesan WA ke ibu itu soal uang saku jadi tidak? Ibu itu (majikan, red) katakan sampai kupang baru ia berikan uang itu ke orang tua. Setelah saya sampai ke kupang, katanya lagi sampai di Jakarta baru berikan uang itu," ujarnya, sedih.


Kemudian, lanjut Dolviana, dirinya mengikuti saja yang dikatakan ibu kristin (majikan, red) itu. "Setelah sampai di Jakarta saya tanya lagi soal uang saku, ibu kristin bilang lagi nanti sampai Medan baru diberikan,"   bebernya lagi.


Nah, katanya, setelah turun dari pesawat, dirinya menelepon ke majikan itu bahwa sudah mendarat. "Dia bilang tunggu saja di depan pintu. Nanti Boss laki-laki yang pergi jemput. Jadi saya ikuti saja. Lalu saat di jalan dengan boss laki-laki itu juga, ibu kristin telepon bahwa saya boleh kerja, namun handphone saya disita. Kemudian gaji Rp. 1.500.000, tetapi misalnya kalau kontrak dua tahun, maka gaji baru akan diterima setelah dua tahun kerja itu," jelasnya.


Terkait itu, Dolviana menyampaikan ke majikannya bawah tidak bisa, karena dirinya punya anak kecil yang dimana setiap bulannya, harus mengirimkan uang. Karena anak butuh susu dan lainnya.


"Namun saat itu mereka hanya berbicara gunakan bahaasa cina dan akhirnya yang saya dengar mereka katakan, saya tidak pas, tidak cocok. Jadi saya berpikir sebenarnya saya akan dipekerjakan atau dijual?. Kemudian saya diajak oleh pak hendrik itu untuk istirahat ke rumahnya, karena katanya disana ada istri anaknya disitu. Saya akhirnya ikuti saja," jelasnya, penuh kesedihan.


Setelah, lanjut Dolviana, sampai di rumah itu, ternyata rumah itu tidak cocok untuk dihuni. "Karena di dalam rumah itu diisi kardus besar-besar yang penuh dengan sampah.  Akhirnya saya dimasukan di gudang itu. Lalu pak hendi yang mengantar saya itu katanya ingin keluar karena ada urusan dan berpesan kalau ia kembali sudah akan sita hp saya karena besok sudah harus kerja di majikan singapura," ungkap Dolviana.


Lalu, masih dikisahkan Dolviana, hendri itu keluar dan mengunci pintu dari luar. "Saat itu saya kebetulan kenal dengan teman saya dulu, namanya Fadli. Saya akhirnya hubungi dia untuk minta tolong keluarkan saya dari tempat ini karena saya disekap. Namun saya tunggu sampai stengah 12 malam tidak datang. Akhirnya saya terpaksa panjat dinding dan melihat ada tetangga yang belum tidur saya teriak. Bahwa saya disekap disini. Jadi suami dari tetangga itu keluar dan kebetulan ketemu polisi datang dan bantu agar keluarkan saya. Namun tak bisa buka kunci pintu itu," urainya.


Akhirnya, kata Dolviana, polisi itu minta dirinya menghubungi pak hendi. "Katakan saja ada kebakaran agar dia kembali. Akhirnya saya telepon dan secepatnya putuskan teleponnya, supaya dia panik dan kembali. Lalu pak hendi itu datang dan saat ingin membuka pintu langsung dikepung masyarakat dan polisi," pungkasnya.

×
Berita Terbaru Update