Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Loncatan Paradigma Gubernur VBL Dibunuh Hegemoni Media Sosial

Rabu, 01 Maret 2023 | 5:54 PM WIB | 0 Views Last Updated 2023-03-02T12:55:19Z
Xdetiik
Foto Istimewa : Gulam Bahri


Loncatan Paradigma Gubernur VBL Dibunuh Hegemoni Media Sosial.
Oleh : Gulam Bahri - Kordinator Jaringan Milenial Flobamorata.

XDetiik.com, KOTA KUPANG - Hampir seluruh beranda Media Sosial (Medsos) di penuhi pemberitaan kebijakan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat terkait dengan aturan masuk sekolah pada pukul 05.00 Wita telah menuai beragam respon masyarakat. Kritikan keras hingga cemoohan berbagai elemen masyarakat terpampang begitu massif. Jika menilik ke belakang, Persoalan Peningkatan Kualitas SDM dengan upaya perbaikan mutu pendidikan adalah salah satu agenda Prioritas Pemerintahan Bapak Viktor Bungtilu Laiskodat dan Josef Nai Soi.


Saat Pilkada Pada Tahun 2019 lalu Bapak Viktor Laiskodat begitu lantang menyuarakan peningkatan kualitas SDM dan perbaikan mutu pendidikan di NTT, bahkan memiliki visi untuk bisa menyekolahkan 10.000 anak-anak NTT keluar negeri. 


Hal ini tentu beralasan, dimana sosok Viktor Laiskodat sendirilah sebagai monumen hidup perjuangan anak NTT yang ingin mengenyam pendidikan. Ia pernah merasakan getirnya perjuangan hidup demi tetap bersekolah. 


Dengan segala keterbatasannya dahulu beliau tetap gigih menyambung hidup sembari tetap melanjutkan pendidikannya di institusi pendidikan formal. Gubernur Viktor Laiskodat beberapa kali melakukan terobosan 'nyentrik' dalam kebijakan nya termasuk soal pendidikan.


Dalam beberapa waktu belakangan ini kebijakan Gubernur NTT dengan membuat aturan masuk sekolah pukul 05.00 Pagi menuai gempuran kritik yang keras. Namun, jika kita melihat mimpi Gubernur VBL untuk membangun pendidikan ia melakukannya dengan menggunakan 'Loncatan Paradigma' dengan berusaha menghadirkan metoda baru demi merangsang perbaikan tersebut. 


Gubernur dalam kesempatannya menyampaikan maksud menerapkan aturan masuk sekolah pukul 05.00 hanya di peruntukan untuk 2 Sekolah yang akan di jadikan protype sekolah unggul dimana kedepan nya akan bekerja sama dengan berbagai pihak agar lulusan SMA ini memiliki kesempatan di Perguruan Tinggi ternama. Hal ini dilakukan sebagai upaya pembentukan karakter kedisiplinan siswa. 


Namun kemudian beberapa sekolah lain menawarkan diri juga untuk terlibat dalam program ini,tentunya sebagai Gubernur memberikan kesempatan kepada Sekolah lainnya sembari melakukan evaluasi. Support system dari Pemerintah melalui Instrumen anggaran juga besar.


Kebijakan ini kemudian menuai polemik dan cibiran keras namun jauh dari makna substansinya. Masyarakat terlalu cepat terjebak dengan framing di Media. Hegemoni media sosial kemudian mendistorsi mimpi besar Gubernur VBL. Dampaknya ialah masyarakat fokus mengkritik hal teknisnya semata namun mengabaikan mimpi besar pemimpin NTT ini.


Keinginan beliau adalah menciptakan institusi pendidikan unggul dan Melahirkan Generasi NTT yang berdaya saing dan berkarakter. Perihal ini seyoganya di ikhtiarkan dengan pendekatan yang baru. Persoalan teknis pelaksanaan tentunya menjadi perhatian kedepan namun jangan menjadi penghambat.


Di sisi lain juga menurut saya ini merupakan kegagalan Humas Pemerintah NTT dan Dinas Terkait dalam mensosialisasikan dan mengimplementasi Visi dan Program Gubernur NTT. Semoga sebagai masyarakat yang berkeinginan maju kita dapat melihat berbagai persoalan dengan prespektif yang terbuka,tidak latah dengan narasi yang di bangun di media sosial yang tidak utuh.

×
Berita Terbaru Update